My Running Journey Part 2

Pengalaman larimu belum sempurna sebelum menjejakkan kaki di Ibu Kota, dan apa itu lari Half Marathon? cuma perasaan lelah yang amat sangat dengan dilengkapi kumpulan kata-kata mengutuk diri "bodoh kenapa kita melakukan ini". 

Setidaknya itu yang ada di cerita part dua ini dari running journey saya, dimana Jakarta jadi part penting pengalaman lari saya, dan dimulainya pengalaman tentang bagaimana mengikuti lari Half Marathon saya yaitu 21 Km. 

Selama saya mengenal lebih dekat dengan dunia lari ada persepsi di otak saya, kalau kita mau upgrade pengalaman dan teknik berlari maka sekali waktu harus berlomba dengan masyarakat Kota Jakarta, kenapa? Jakarta adalah kota dimana lari sudah jadi hal yang biasa, perkembangan dunia lari disana sudah dapat fasilitas terbaik, sebut saja fasilitas olahraga nya lengkap, mulai dari GBK sampai dengan fasilitas penunjang lainnya, komunitas tumbuh subur apalagi dengan program pelatihan yang cukup sempurna membuat anggota komunitasnnya bisa berprestasi sedikit dibawah atlet nasional, peralatan dan apparel yang mumpuni, dimana mencari sepatu super buat race begitu mudahnya dibandingkan dengan daerah saya yang sebenarnya hanya 1,5 jam dari ibu kota, ditambah lagi aktifitas lari yang penuh dukungan dari para pejabat politik, publik figure dan influencer sosial media membuat lari sudah bagian dari kehidupan sehari-hari, dan tidak dilupakan juga adalah event-event lomba lari seperti berduyun-duyun hadir bahkan sebulan bisa berkali-kali sampai membuat anggaran di dompet semakin cepat menghilang, yup setidaknya itu alasan kenapa saya harus berlomba disana. 

Di part ini juga saya bakal cerita bagaimana pengalaman pertama kali mengikuti ajang half marathon dan apa yang saya siapkan buat mencatatkan waktu terbaik, walaupun lombanya sendiri bukan di bilangan ibu kota. 

One Run 10K 

Ajang lomba lari yang diinisiasi oleh Tv One dan idea run ini jadi lomba lari pertama saya di Ibu Kota, lokasi race nya sendiri di epicentrum Rasuna Said dan 10 Km jadi jarak yang saya pilih, mengingat catatan waktu saya mulai membaik dari lomba sebelumnya, kali ini latihan saya cukup dinaikan sedikit intensitasnya dari race sebelumnya, seminggu 4 kali dengan total jarak mingguan 40 Km saya rasa cukup untu membuat catatan waktu saya membaik targetnya sendiri dibawah 50 menit, diet ketat masih saya jalankan walaupun kali ini asupan protein masih mendominasi di hidangan makan saya, cukup dua kali makan sehari ditambah cemilan baik seperti buah berharap cukup untuk menorehkan personal best baru. 

Lokasi race pack sudah ditentukan dan race village sudah di sosialisasikan sekarang tinggal mengatur waktu keberangkatan, apa itu race pack dan race village, racepack adalah segala yang diberikan panitia untuk pelaksanaan lomba, seperti nomor dada atau BIB, Jersey lomba dan beragam tetek bengek dari sponsor dan biasanya pengambilan race pack ini dilaksanakan 2-3 hari sebelum pelaksanaan lomba, nah kalau race village itu adalah lokasi yang bakal dipilih untuk pelaksanaan lomba, dimana garis start dan finishnya. Seperti biasa race dilaksanakan di weekend agar tidak mengganggu waktu kerja dan semua persiapan sudah di lakukan saatnya kita race. 

Race kali ini dimulai pukul 6 pagi sebelum mulai saya biasanya melakukan static warming up dan dinamic warming up alias pemanasan statis dan pemanasan dinamis, hal ini bertujuan buat membuat tubuh dan otot siap menerima aktifitas fisik yang berat, ditambah biasanya saya sedikit chit chat dengan peserta lain, sekedar say hello atau bertukar pengalaman terkait lomba dan cita-cita torehan waktu yang bakal diraih, kali ini beruntung saya ngobrol dengan seorang bapak yang sudah berusia 65 Tahun dari bilangan Bekasi dan kali ini beliau mau menorehkan waktu diatas 1 jam dengan pace 6, wah keren sih, oh iya mungkin banyak yang belum tau apa itu "pace", pace adalah torehan waktu yang ditempuh dalam satu kilometer, misalnya pace 6.00 berarti kita menempuh waktu 6 menit untuk menyelesaikan jarak 1 Km. 

Start dimulai dan saya cukup termotivasi, kilometer pertama terasa ringan dengan torehan pace diangka 4 besar, dan semakin memburuk ketika masuk ke jalur tanjakan sampai memperoleh pace 5 kecil, apalagi ternyata berloma di Ibu Kota tidak semudah perkiraan, oksigen yang tipis dengan kelembaban yang tinggi ditambah peserta yang mumpuni membuat race begitu sulit, dan akhirnya finish dicatatan waktu 49 menit sesuai prediksi dengan perjuangan yang sangat berat, bersyukur sekali dan cukup bangga bisa menorehkan waktu yang cukup baik sesuai prediksi apalagi melawan para pelari Jakarta yang ternyata sepatu yang mereka gunakan seharga satu bulan gaji saya, tapi ini menjadi cikal bakal kalau saya ternyata bisa bersaing dengan para pelari ibu kota dan menghilangkan rasa minder saya bersaing dengan mereka. Dan yang menariknya juga dari lomba ini, acara racenya ternyata di siarkan langsung oleh TV One secara eksklusif di jam 6 pagi sampai dengan selesai, lumayan beberapa detik wajah saya bisa mejeng di TV walaupun dengan wajah penuh tekanan dan siksaan kelelahan. 

BNI UI 10 K 

Lomba berikutnya adalah ajang BNI UI Half Marathon tapi jarak yang saya pilih kali ini hanya 10K, karena kepedean saya ikut ajang half marathon masih belum muncul, terasa minder dan lemah, alhasil 10 Km cukup lah. 

Lomba ini diadakan di dalam wilayah kampus Universitas Indonesia, yang menawarkan lomba yang sangat steril dan menyegarkan, karena UI dikenal dengan kampusnya yang teduh penuh pepohonan dan hutan-hutan yang menyenangkan, selain itu juga berlomba disini bertujuan untuk memperkenalkan kepada anak saya kalau Indonesia juga punya kampus terbaik dengan fasilitas yang ciamik dan minimal anak saya bisa termotivasi lah buat menjadikan UI jadi salah satu pilihan sekolah tingginya.

Racepack sudah ditangan dan lomba pun dimulai, start dan finishnya ternyata dipilih di lokasi yang cukup eksentrik dan ikonik yaitu gedung rektorat, jadi lomba kali ini dimulai dengan perasaan penuh dengan kebanggan. Lagu Indonesia Raya dikumandangkan dan entah kenapa selama saya lomba moment nyanyi Indonesia Raya adalah saat-saat yang paling menyentuh, bukan tanpa alasan, disaat menyanyikan lagu kebangsaan tersebut, otak saya selalu bilang bahwa, "kamu harus bersyukur, banyak pengorbanan yang telah kamu lakukan untuk bisa sampai dititik ini, kamu sudah menang sebenarnya dan kamu luar biasa", itu adalah moment yang gak pernah gagal bikin saya meneteskan air mata. 

Start dimulai seperti biasa, perasaan semangat muncul seperti race-race 10 K pada umumnya, apalagi kali ini mulai dari kilometer tiga saya di temanin dengan seorang mahasiswa UI dari Tiongkok, berlari dibelakang tanpa jam tangan lari dan dengan kostum normal (karena biasanya kalau race para pelari pakai jersey mahal dan aksesoris cetar, itu yang biasa kita bilang pelari kalcer). "Saya bakal selalu ikuti kamu" dia bilang dengan bahasa inggrisnya, rasa semangat dan tegang menyelimuti, maklum buat kami lebih baik kita lari dibelakang dibandingkan kita yang di depan, kalau di depan itu perasaan beban banget karena kita serasa gak bisa istirahat menurunkan pace. 

Sekitar 9 kilometer, teman Tiongkok saya melewati saya karena beliau bakal menorehkan Personal bestnya, dan disaat itu pula lari menjadi terasa menyakitkan, bukan tanpa alasan karena suguhan tanjakan sudah tersaji, dan bikin kaki kita yang lelah semakin ancur gak karuan, tapi syukur garis finis sudah menyapa dari kejauhan dan akhirnya bisa finish di waktu 46 menit dengan peringkat 18 di kategori male umum, syukur bisa memecahkan rekor sebelumnya, dan disituasi seperti itu saya terasa diberkati. 


Lazada Run HM 21 Km 

Pengalaman race 10 K dengan catatan waktu yang semakin membaik membuat saya perlu buat naik ke race yang lebih jauh, apalagi kalau bukan ke jarak 21 Km atau biasa disebut Half Marathon. Buat teman-teman yang belum tau kalau perlombaan lari itu dibagi ke beberapa level, pertama lomba lari jarak pendek biasanya jaraknya berkisar dari 100 M  sampai 400 M, kedua lomba lari jarak menengah dengan jarak 800 M sampai 1.500 M dan ketiga lomba lari jarak jauh dengan jarak mulai dari 5.000 M (5K), 10.000 M (10K), 21,097,5 M (21K) atau biasa disebut Half Marathon, serta jarak 42.195 M (42K) atau yang biasa disebut Marathon, jadi udah tau ya, jarak 5K, 10K dan 21K belum disebut Marathon. 

Half Marathon pertama saya persiapkan dengan sungguh-sungguh, mulai dari jarak tempuh latihan perminggu saya tambahkan, yang dahulu 40 Km jadi 50 Km, ditambah latihan strength training pun saya lakukan, jadi latihan lari saya lakukan di sore hari setelah kerja dan strength training saya lakukan di pagi hari setelah bangun tidur. Jenis latihan lari yang saya lakukan mulai dari easy run, interval sampai longrun, sedangkan strength trainingnya saya lakukan full body workout, dengan berbekal dari sosial media dan artikel kesehatan saya lakukan gak peduli apakah strength traini saya benar atau belum, yang penting saya lakuin dulu salah benar belakangan saya evaluasi. 

pertanyaannya kenapa saya lakuin dua jenis latihan tersebut? tujuan dari saya lakuin latihan lari ya sudah pasti buat menciptakan endurance atau ketahanan tubuh yang semakin baik, karena jarak 21Km bukan jarak biasa yang bisa dianggap remeh, 21 Km merupakan jarak dimana fisik dan mental diuji seancur-ancurnya, apalagi di HM kali ini saya cukup songong dengan menorehkan waktu selesai di 2 Jam, udah gila kayanya saya ini. Nah kalau strength training saya lakuin buat memperkuat otot-otot yang berguna ketika saya pakai untuk lari, maka dari itu latihan kekuatan buat kaki saya lakuin lebih banyak, buat contoh gerakan apa saja yang saya lakuin website wikimuscle.com siap untuk membantu. 

Race village lazada Run bertempat di ICE BSD, lokasi ini membuat race akan lebih steril dan sedikit lebih mudah, karena jarang ada kendaraan dan sedikit tanjakan, lombanya sendiri dimulai pukul 5.30 pagi, semakin panjang jaraknya maka semakin pagi start nya. 

Indonesia Raya dikumandangkan, seketika perasaan yang sama hadir kembali, disini haru semakin menyeruak karena ini race HM pertama saya, disamping itu terucap doa yang saya ucapkan dalam hati, "selamatkan saya ya Tuhan, beri saya kekuatan sampai garis finish saja, gak perlu catatan terbaik dan sehatkan saya" that's it. 

Lomba dimulai dengan menyenangkan, kali ini kelompok kita dibagi sesuai dengan rencana finishnya, jadi yang berencana finish lebih cepat dipersilakan lari lebih dahulu, langkah pertama begitu mantap sampai saya rasakan kelelah di kilometer sebelas, penyelamat saya selain doa adalah water station yang lebih banyak ditambah dengan sponge air untuk membasuh kepala sampai tubuh serta dua buah energy gel, apa itu energy gel? energy gel adalah suplemen tambahan ketika kita berlomba, bentuknya cair agak kental seperti namanya "gel" rasanya manis sangat dengan kalori sebanyak dua bungkus nasi padang lauk rendang plus tunjang, yup se kompleks itu, tujuannya adalah untuk memasok energi ketika berlomba dengan cepat, tapi konsumsi energy gel ini harus dilakukan diwaktu yang tepat, maka sebelum lomba saya juga berlatih untuk menggunakan energy gel ini, di kilometer berapa saya membutuhkannya, apalagi energy gel ini harus dikonsumsi dengan dorongan air minum, karena energy gel sendiri terasa seret, dan gak cocok jika diminum tanpa air, berarti saya juga harus berlati bagaimana cara saya minum disaat berlari dengan kecepatan tinggi, bukan perkara yang mudah karena disaat seperti itu kita bisa tersedak dan bikin lomba kita jadi mimpi buruk. By The Way lomba sudah mulai membaik setelah energy gel masuk di kilometer 11 lanjut sampai kilometer 16 kembali energy gel masuk, karena buat tubuh saya kilometer 16 merupakan kilometer kritis, dimana dijarak tersebut tidak sedikit pelari yang "hit the wall" atau berhenti tiba-tiba karena tubuh sudah terlalu lelah dan tidak bisa digerakkan, sehingga tidak aneh buat saya melihat pelari melewati garis finish dengan digotong tandu dan selang oksigen di hidung. 

Doa, latihan dan segala persiapan membuat saya sangat bersyukur di lomba ini karena saya bisa finish pertama kali dijarak 21 Km, bahkan di kilometer terakhir saya ditemani dengan pelari lain yang sama-sama memberikan motivasi, bahkan sampai sekarang kami berteman di STRAVA, dan yang paling membahagiakan pula saya bisa finish di waktu 1 Jam 52 menit 03 detik dengan peringkat 63 dari ribuan peserta sebuah hasil diluar prediksi, jauh dari rencana catatan waktu yang saya targetkan, soo...happy..., ini lomba saya bisa sebut "Lomba Mestakung" lomba dengan didukung semesta, dimana kasih sayang Tuhan, latihan, referensi bacaan pola diet, nutrisi dan istirahat membawa saya bisa mencapai hasil yang gak pernah saya bayangkan.


Tapi pertanyaannya adalah, apa yang dirasakan tubuh setelah lomba? nah itu pertanyaan yang penting. Setelah lomba tubuh kita akan terasa lelah, sakit bahkan membuat jalan saja sulit, walaupun masih bisa beraktifitas tapi kita disarankan beristirahat total selama beberapa hari setelah aktivitas tersebut, walaupun saya bisa melaluinya dengan susah payah seperti berjalan sempoyongan sampai harus jatuh di tangga bandara ketika harus dinas luar kota satu hari setelah lomba. 

That's it guys part dua dari running journey saya, semoga tulisannya bisa dinikmati karena kali ini agak panjang. Di part tiga nanti saya akan bercerita tentang lomba Half Marathon paling indah se Indonesia, setidaknya menurut versi saya, so..tetap bareng saya ya di blog ini, have fun, dan lakukan olahraga apapun yang bisa kalian lakukan, fokus, disiplin, konsisten dan berceritalah akan proses dan keberhasilannya.  


  



  




      

Komentar

Postingan Populer