CIKEDUNG, DESA WISATA PENUH CERITA DAN LEGENDA

Hallo para sobat weekend semua, udah sebulan kayanya saya udah jarang nulis lagi, tidak lain dan tidak bukan karena pekerjaan yang lagi butuh perhatian khusus diawal tahun ini, jadi deh nulisnya lama tertunda, padahal jalan weekend masih tetap dilakukan, nah mumpung ini ada kesempatan buat nulis saya mau cerita sedikit tentang perjalanan wisata ke destinasi penuh legenda Desa Cikedung di Kabupaten Serang. 

Suatu hari di pagi yang cerah tetiba sobat saya yang bekerja dibidang promosi pariwisata kirim pesan Whatsap buat ngajak ngunjungin rintisan desa wisata di daerah Desa Cikedung Kecamatan Mancak Kabupaten Serang, sekalian liat potensi dan ngumpulin beberapa referensi tentang rencana pengembangan desa wisatanya. Kesempatan baik ini.... gak bakalan saya sia-siakan, akhirnya berangkatlah kami menuju destinasi tersebut yang jaraknya gak terlalu jauh dari Kota Serang, mungkin sekitar empat puluh lima sampai satu jam perjalanan itupun kalau gak banyak mampirnya sambil foto-foto karena memang daerah ini melewati wisata ketinggian yang sangat indah yaitu Panenjoan Rawa Dano. 

Sebagai gambaran awal tentang Desa Cikedung, bahwa desa ini berada di wilayah Kecamatan Mancak Kabupaten Serang Provinsi Banten, desa yang sangat spesial karena dari tempat ini kita bisa menikmati Cagar Alam Rawa Dano yang indah, alami dan punya sejarah lahir ribuan bahkan jutaan tahun yang lalu, lahir dari letusan gunung berapi yang sudah tidak aktif dan meninggalkan sebuah kawah indah yang terjaga sampai sekarang. Disamping kita bisa menikmati keindahan Rawa Dano di tempat ini juga syarat akan cerita legenda yang menghiasi perjalanan perkambangan desa ini nah itulah yang masyarakat coba angkat untuk dijadikan bagian dari pelengkap desa wisatanya, nah itu juga yang akan saya ceritakan pada tulisan ini bagaimana Desa Cikedung memiliki beberapa destinasi indah dan beberapa tempat syarat legenda, apa aja dan dimana aja sih destinasi menariknya? 

TAPAK KAKI SI KABAYAN 

Tempat pertama yang dikunjungi adalah Tapak Kaki Si Kabayan, tempat ini terletak di pinggir jalan utama desa, tapak kaki ini sebenarnya berupa batu yang memiliki bentuk menyerupai tapak kaki, melihat dari letaknya sepertinya kalau gak dikasih tau masyarakat sekitar kita pasti melewatkannya karena memang tempatnya masih sederhana tepat di pinggir jalan dengan papan petunjuk yang dibuat alakadarnya. 

Legenda dari tapak kaki ini adalah dipercaya oleh masyarakat bahwa batu disini bisa membuat anak-anak cepat berjalan, yaitu dengan mengikis batu dan membawanya pulang, disamping itu batu ini juga punya legenda bahwa jika ada orang yang memiliki ukuran yang sama dengan tapak kaki ini maka dia akan memperoleh rejeki yang banyak, maka tidak aneh jika di sekitar batu ini kita masih temukan beberapa sesembahan yang dibawa masyarakat sekitar yang masih percaya akan tuah dari batu tapak kaki ini, namun sayang beberapa sesembahan di bungkus dengan kantong plastik sehigga berdampak tempat menjadi kumuh dan terlihat seperti tumpukan sampah, mungkin ini yang perlu di pikirkan bersama, saran saya coba tiru saja yang dilakukan masyarakat Bali, tetap dapat memberikan sesembahan tapi dikemas lebih ramah lingkungan. 

Tapak Kaki Si Kabayan

BATU LIANG KERUD 

Tempat kedua yang dikunjungi di tempat ini adalah Batu Liang Kerud, jika kita tidak seksama melintasi jalan utama desa ini, kita pasti akan melewatkannya karena batu ini seperti batu biasa saja, tetapi jika kita perhatikan lebih teliti batu ini merupakan tumpukan batu yang ditengahnya membentuk lubang kecil seperti pintu gua, nah dipercaya bahwa batu tersebut merupakan bekas letusan Gunung Krakatoa yang terlempar sampai tempat ini, karena struktur batu ini agak berbeda dari tempat sekitarnya. 

Legenda lain dari tempat ini juga dipercaya bahwa lubang yang terdapat di tumpukan batu tersebut merupakan rumah dari hewan Kerud, mungkin seperti musang, tapi hewan ini sangat protektif karena akan mengusir apapun yang akan mendekati sarangnya, bahkan hewan ternak masyarakat yang tidak sengaja mencari makan di sekitar lubang ini banyak menjadi korbannya. Tapi sekarang hewan tersebut sudah tidak bersarang lagi ditempat itu mungkin sudah migrasi ketempat yang lebih sunyi jauh dari jangkauan manusia. 

Lubang itu juga dipercaya masyarakat merupakan pintu sebuah gua yang didalamnya bisa ditelusuri oleh manusia yang menunggu diteliti lebih lanjut dan membuka tabir legenda dari tempat ini.

Batu Liang Kerud

Lubang diantara tumpukan batu

BATU PETA 

Tempat ketika yang dikunjungi adalah Batu Peta, lokasinya tidak jauh dari Batu Liang Kerud dan masih dipinggir jalan utama desa ini, Batu Peta merupakan sebuah batu besar yang memiliki retakan diatas permukaannya menyerupai peta, sebuah paduan unik dan aneh karena jarang kita lihat batu besar memiliki corak seperti itu, tidak banyak informasi dari sejarah batu ini karena memang belum diteliti lebih lanjut, tapi keberadaan batu ini seyogyanya bisa memperkaya cerita akan desa wisata ini. 

Batu Peta

KOLAM CIBULAKAN 

Bergeser ke arah permukiman warga, kami berjumpa dengan tempat selanjutnya yang juga syarat akan cerita unik, tempat ini merupakan sebuah kolam kecil yang diberi nama Cibulakan, kolam ini terletak di antara permukiman warga, kolam yang masih digunakan masyarakat ini memiliki air yang sangat jernih dan berwarna kebiruan, air kolam berasal dari sumber mata air di dasar kolam, airnya tidak pernah kering walaupun di musim kemarau, bahkan menurut cerita masyarakat mata air kolam ini sempat mengeluarkan air yang sangat banyak, saking banyaknya sumber mata airnya harus di tutup dengan batang pohon besar, bahkan dahulu dari kolam ini pernah keluar sebuah perahu dari sumbernya, sangat luar biasa mengingat ukuran kolam yang sekarang tidak begitu luas. 

Masyarakat juga masih memperlakukan kolam ini begitu baik, bahkan masyarakat yang ingin menggunakan air kolam ini tidak boleh sembarangan seperti mencelupkan barang yang ingin dicuci atau bahkan mandi di dalam kolamnya, masyarakat hanya boleh mengambil air sedikit demi sedikit untuk kemudian digunakan kebutuhan sehari-hari, dengan cara ini sumber air jadi tidak tercemar dan kebutuhan masyarakat akan air bersih masih dapat terpenuhi. Setelah diingat-ingat lagi perlakuannya mirip kaya di Danau Ranukumbolo di Gunung Semeru Jawa Timur.

Kolam Cibulakan

BUKIT CARIYANG 

Sebagai penutup perjalanan kali ini, kami diantar menuju tempat yang begitu indah yaitu Bukit Cariyang, bukit ini terletak agak jauh dari jalan utama dengan melewati permukiman dan perkebunan serta hutan, jalur menuju tempat ini sudah dibuatkan jalan setapak dengan susunan paving block yang agak licin dikala musim penghujan, jalur ini memang dibuat masyarakat untuk mempersiapkan desa ini menjadi desa wisata. 

Di Bukit ini kita bisa menikmati Rawa Dano dari ketinggian, indah dengan hamparan sawah yang hijau dan membentuk pola kotak-kotak yang unik, ditambah lagi dengan background Gunung Karang yang menjulang tinggi membingkai pemandangan jadi lebih dramatis. Sejuk, hijau dan menenangkan sangat terasa di tempat ini, rasanya gak mau pulang dan pengen berkemah di tempat ini, eits tunggu dulu, kegiatan berkemah dilarang disini karena masyarakat masih percaya kejadian-kejadian aneh akan menimpa para wisatawan yang memaksa ingin berkemah dan bermalam disini, karena seyogyanya tempat ini merupakan tempat keramat, tempat petilasan orang-orang suci dalam menyebarkan ilmu agamanya dan kesuciannya masih dijaga baik oleh masyarakat.  

Sambil menikmati alam nya yang indah sesekali kita juga dihibur dengan suara-suara unik dari hewan lutung, Lutung merupakan hewan sejenis primata yang memiliki bulu hitam dengan ekor yang panjang, senang mencari makan diatas pepohonan dan kadang berpindah dari satu pohon ke pohon yang lain. 

Bukit Cariyang

 

Sayangnya kunjungan ke Bukit Cariyang menutup perjalanan kali ini walaupun masih bayak destinasi menarik penuh sejarah di tempat ini, perjalanan kali ini sangat berkesan karena dihibur dengan kekayaan cerita legenda setempat, indahnya alam dan semangat masyarakat dalam membangun desanya melalui Desa Wisata. 

Dari beberapa hal tersebut saya yakin desa ini bisa sukses membangun desa wisata nya, dengan syarat tetap konsisten, pengelolaan amenitas yang baik, promosi yang gencar dan tak lupa disertai bantuan dari pemerintah daerah yang bertindak sebagai fasilitator dalam pembangunan desa wisata. 

Terdengar kabar juga  wilayah ini akan dikembangkan menjadi Geopark Rawa Dano, ah..semoga saja bisa terwujud. 

Melalui tulisan ini saya ucapkan terimakasih kepada masyarakat Desa Cikedung, Tokoh PPID setempat karena sudah memperkenalkan desanya yang indah, pun kepada Disporapar karena udah ngajak jalan khususnya sobat saya, semoga kunjungan nya bisa bermanfaat dan saya sih berharap tulisan ini jadi saksi akan kemajuan Desa Wisata Cikedung di kemudian hari. 

  

 

 

 

 

 

 

 

 

 

      

Komentar

  1. Puji Gusti...indahnya. Jadi mau ke sana. Mau ngelihat dan merasakan langsung

    BalasHapus
  2. luar biasa kang. salam kenal y kang

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer