CURUG CIKUMPAY, CURUG YANG PERLU DIPERKENALKAN KEINDAHANNYA

        Setelah beberapa kali kunjungan weekend ini di pusatkan di pantai daerah Lebak dan Pandeglang, kali ini sepertinya curug/air terjun akan menghiasi beberapa itinerary weekend saya. Provinsi Banten disamping memiliki banyak wisata pantai yang memukau juga banyak memiliki destinasi air terjun nya seperti Curug Cikotak dan Cigumawang yang menjadi destinasi unggulan di Kab. Serang, Kab. Lebak juga terbilang tidak absen dalam menyuguhkan destinasi andalan air terjunya.
        Penyusunan itinerary weekend ini saya rasa gak maksimal, riset pun saya lakukan ala kadarnya, maklum minggu-minggu ini dirasakan memang minggu yang berat, penuh dengan beragam pekerjaan yang menyita perhatian dan waktu, tapi weekend must go on - kan, jadi ya dengan berbekal pengetahuan secukupnya jadilah destinasi curug di Lebak dipilih untuk mengisi waktu weekend saya.


Curug Cikumpay dari ketinggian


Chapter 1 : Curug Cihear, hanya sebatas rencana
        Motor sudah disiapkan, berbagai alat fotografi juga telah siap dengan memory card yang telah dikosongkan, sip..Curug Cihear jadi destinasi kali ini. Sebenarnya untuk urusan destinasi wisata curug terutama di Banten kadang saya masih tidak bisa berekspektasi lebih, kalau saya boleh bilang sih tempatnya jauh lebih tenar lewat sosial media ketimbang berbagai sarana prasarananya, banyak jalan yang belum baik ke tempat wisata, petunjuk arah yang tidak disiapkan, fasilitas wisata seadanya, kesannya tempat wisata curug di Banten gak dipersiapkan untuk menerima wisatawan terutama wisatawan luar kota ya kaya saya ini, intinya belum sepenuhnya ramah wisatawan deh kalau saya boleh bilang, itu juga yang jadi perhatian saya kalau mau main ke wisata curug di Banten.
        Begitu juga dengan Curug Cihear yang berlokasi di Lebakgedong ini, jalan menuju tempat wisatanya masih kurang baik, bahkan saya gak bisa lanjut ke tempatnya karena longsor telah menutup jalan menuju tempat ini, yahh...sayang banget udah dua jam lebih perjalanan yang didapet cuma tanah longsoran, semoga pihak yang berwenang segera menyelesaikan masalah ini ya.

Chapter 2 : Geser ke Curug Cikumpay
           Gak habis akal, dengan segera saya manfaatkan google maps mencari destinasi curug yang jaraknya tidak terlalu jauh dari tempat saya berada, karena memang solo traveler kaya saya ini lebih banyak memanfaatkan google maps kalo mau jalan, akhirnya saya putuskan menuju Curug Cikumpay yang secara jarak masih tergolong dekat (menurut saya) dan jalannya pas dengan arah jalan pulang ya sudah tancap gas lah menuju tempat tersebut.
        Dengan berbekal kepercayaan kepada google maps saya masih optimis bahwa weekend saya gak sia-sia dengan masih terbayang keindahan curug yang akan saya temui sesuai dengan foto-foto yang saya lihat di google review dan Instagram, satu jam lebih saya berkendara dengan jalanan aspal yang baik, dan..akhirnya pas sesuai dengan ke khawatiran saya, jalan hancur berbatu sudah siap menyambut saya dengan waktu tempuh ke tempat tujuan sekitar satu jam lagi, waduhh...ini sih gila menurut saya tapi toh tetep saya jalani, kapan lagi saya menikmati situasi kaya gini kan, dan pengalaman ini bisa jadi cerita menarik nanti ketika saya tuliskan di blog ini.

Chapter 3 : GPS berkhianat dan sobat weekend
       Satu jam lebih saya berkendara di permukaan jalan yang berbatu, kadang saya kasian juga sama motor, bisa-bisa ban nya pada benjut ini dihajar batu kali tajam-tajam 😁 tapi dengan tetap optimis saya terus mengikuti GPS, pemandangan-pemandangan indah saya lewati dan berkesempatan mengambil gambarnya, ya gak papa lah jalan nya gak bagus yang penting pemandangannya bagus.
         Satu jam lebih berjuang akhirnya GPS mulai menunjukan pengkhianatannya, ternyata jalan yang ditunjukan GPS adalah jalan lain menuju curug tapi bukan jalan utamanya, pantes aja dari awal saya gak pernah liat penunjuk arah ke curug ini, padahal saya rasa pengelola curug ini sepertinya peduli sama tempat wisatanya, terbukti punya akun instagram koq, tapi ya itu bukan sekali ini saya di khianati seperti ini oleh GPS.         
        Ketiga GPS (Global Positioning System) berkhianat maka sebagai traveler saya gunakan GPS kedua yaitu (Gunakan Penduduk Sekitar) atau dalam bahasa lain tanya jalan ke masyarakat sekitar 😁. Beruntung saya di pertemukan beberapa pemuda sekitar yang sungguh baik hati mengarahkan dan bahkan mengantarkan saya ke tujuan walaupun mereka masih lupa-lupa ingat ke tempat itu, tapi dengan berbekal ingin bermain bersama yup kami ber-enam menuju tempat ini, terimakasih saya ucapkan buat Kang Izudin Zamzami, Kang Afay dan beberapa sobat lainnya, dari situ saya makin percaya bahwa masyarakat Indonesia itu baiknya luar biasa, sama orang baru dikenal aja mereka sudah sebaik itu apalagi sama keluarga atau sahabat, keren 😁👍.

Pemandangan di Perjalanan

Jalan Berbatu

Jalan Masih Berbatu

Pemandangan sepanjang pejalanan


Chapter 4 : Jalan Terjal dan akhirnya Cikumpay
        Saya hitung ada 30 menit kami jalan menuju Curug Cikumpay, jalan melewati pematang sawah, melintasi kebun warga sampai turunan terjal kami lalui sambil kami mengingat-ingat jalannya, tujuannya sih biar nanti pulang gak nyasar ya. Turunan terjal terakhir pun telah kami lewati dan akhirnya kado menarik dari perjalanan itu semua adalah Curug Cikumpay...Curug ini memiliki ketinggian kurang lebih 30 meteran dengan jatuhan airnya yang terpusat tetapi jatuhan airnya mengalir melalui tebing batu jadi mirip tirai gitu, dengan debit yang tidak terlalu deras, curug ini cocok untuk dinikmati bagi traveler atau wanita dan pria penggiat selfie, itu terbukti ketika kami sampai di curug nya banyak juga para wanita penggiat selfie sudah pasang pose di titik favorit mereka, lah...koq ini banyak para selfiers (saya pikir) berarti jalan yang sebenarnya pasti tidak se ekstrim yang saya lalui dong.
        Curug Cikumpay adalah curug yang berlokasi di Kumpay, Sajira Lebak Banten, fasilitas yang ada disana terdiri dari warung makan, tempat ganti pakaian dan juga sudah disediakan tempat sampah, jadi tolong jangan nyampah sembarangan ya, kalau berapa biaya masuknya saya kurang tahu karena saya gak ditagih bayaran ketika kesitu, mungkin karena saya bareng sobat-sobat lokal itu ya syukur...syukur...tapi berdasarkan pengalaman biasanya biayanya sih berkisar antara Rp.5000,- sampai Rp.10.000,- lah, masih murah karena modal yang paling penting buat kesini sebenernya tenaga dan semangat bukan banyaknya uang 😁.
        Curug ini punya dua jatuhan air, yang satu lebih deras dibanding yang lain dan di hulu sungainya juga kita bisa temukan beberapa jeram yang membentuk air terjun mini yang juga bisa kita nikmati, airnya sendiri terasa segar tetapi kejernihannya masih kurang menurut saya, ini karena sumber airnya pasti dari sungai yang mengalir melawati persawahan dan perkebunan jadi tidak langsung dari mata air, tapi sudah cukup baik koq, aktifitas terbaik ketika kesini adalah berfoto selfie dan mandi di bawah air terjunnya, karena debit air nya yang relatif kecil kita masih aman buat mengguyur tubuh kita dibawah jatuhan airnya, saya lihat tidak ada kolam tampungan air disini, sehingga kita tidak bisa berenang di kubangan airnya, tapi jujur walaupun waktu dan tenaga yang saya keluarkan lebih besar untuk menuju ketempat ini dibanding tempat wisata curug lainnya secara keseluruhan tempat ini layak untuk sambangi, apalagi buat sobat yang senang dengan trekking-trekking ringan dan menjelajah tempat baru.
        Foto, video pun tidak lupa saya ambil untuk mengabadikan moment dan modal berbagi di Blog dan Sosial media saya, tapi perlu dicatat buat sobat weekend yang seneng ambil gambar aerial drone disarankan agar hati-hati karena disini sinyal GPS sulit untuk di peroleh, saya sarankan agar sobat agak bergeser ke hulu sungainya sampai ketemu sawah kecil nah disitu sobat bisa aman menerbangkan drone untuk mengambil gambar dan video curug yang cantik ini.  

Curug Cikumpay

Bareng Sobat Weekend

Curug Cikumpay aerial

Tempat Ganti Pakaian

Tempat Sampah Cantik

Para Penikmat Curug 

Lewati Pematang sawah

Blusukan yang sebenarnya


Chapter 5 : Pamit dan Pulang
        Satu jam lebih kami di Curug Cikumpay, berhubung sudah sore dan belum makan siang saya menyarankan aagak kita segera balik pulang, mengingat jarak pulang saya ke rumah cukup jauh dan dipastikan bisa larut malam sampai dirumah. Tetapi lagi-lagi sobat baru saya menawarkan makan bersama terlebih dahulu, wah luar biasa nikmat walaupun hanya dengan semangkok mie instant dan sepiring nasi putih.
Semoga sobat-sobat baru saya selalu diberikan kesehatan dan rezeki yang banyak dari Tuhan Yang Maha Kuasa, dan semoga saya bisa bareng-bareng lagi ketempat itu dan semoga cerita ini bisa memberikan sedikit informasi dan menggambarkan keindahan Curug Cikumpay dengan tujuan agar makin banyak sobat weekend bisa berkunjung kesini, dan semoga juga segala fasilitas penunjang sudah diperbaiki untuk memberikan kenyamanan bagi pengunjung terutama pengunjung dari luar kota yang masih awam ke daerah ini.
        Sampai jumpa di episode-episode perjalanan menarik lainnya, semoga dengan cerita ini makin banyak sobat weekend yang membagi kisah perjalanan wisatanya baik dengan tulisan, foto dan video menarik lainnya sehingga indahnya Indonesia makin ter ekspose walaupun datangnya dari sudut daerah terpencil sekalipun, karena saya tetap percaya "Selalu Istimewa di Indonesia".    

















   
 

Komentar

Postingan Populer