My Running Journey Part 3

"Gimmick itu penghibur, gimmick itu hiasan, gimmick itu bonus, gimmick itu penting, gimmick itu penghilang bosan, gimmick itu daya tarik dari lomba lari". 
Kalau ada yang tanya, "saya udah sering ikut lomba lari, tapi makin kesini kok saya makin bosen ya"? klo ada pertanyaan itu kepada saya, saya bakal merekomendasikan cobalah cari lomba lari dengan gimmick didalamnya. Apa itu gimmick dalam lomba lari? Gimmick bisa saya artikan sebuah tambahan hiburan yang diberikan oleh penyelenggara pertandingan dalam sebuah event race lari, gimmick sendiri menurut saya bisa macem-macem jenisnya, mulai dari lokasi lari yang menarik, racepack yang gak normal dan gak bisa dibayangkan, atau sekedar pelayanan tak terbatas setelah lari, dan lain sebagainya, tapi setidaknya tiga gimmick itu yang bakal saya ceritain di running journey saya kali ini. 

Alfamart Run 10K 
Race lari dengan gimmick pertama yang pernah saya ikuti datang dari Alfamart Run 10K, lomba lari yang diadakan oleh salah satu jaringan retail terbesar di Indonesia dengan jargon "Alfamart, belanja puas harga pas" ini benar-benar salah satu yang wajib diikuti. Lomba lari ini diadakan dalam rangka merayakan ulang tahun Alfamart, dan dilaksanakan di Gelora Bung Karno Jakarta, biayanya sendiri cukup normal, tidak terlalu mahal dan tidak terlalu murah ya so..so..lah buat sebuat event race lari 10K, tapi yang paling jadi daya tarik dari acara ini tuh adalah gimmicknya. 

Memang agak lain buat lomba yang satu ini, di saat pengambilan racepack saya cuma diberikan sebuah nomor dada/BIB dan jersey saja, lho mana souvenirnya? biasanya kan race lari selalu diberikan souvenir dari sponsor yang beraneka ragam, mulai dari obat gosok, suplement, sampai voucher belanja, tapi buat yang satu ini souvenirnya nihil, cuma terlihat papan photobooth dan tiga buah karung goni coklat saja yang ditambahi stiker alfamart terpampang dipojokan. 

Ternyata gimmick yang bakal diberikan Alfamart di event kali ini adalah sebuah karung goni coklat dengan berat sekitar 19 Kg dan diserahkan ketika para pelari selesai lomba, ow..seperti tidak mungkin ya menurut saya, 19 Kg adalah beban yang cukup berat saya angkat sampai penginapan apalagi ditambah tubuh yang lelah setelah berlari, "ini gimmick yang gak mungkin" menurut dugaan awal saya.

Parkir Timur Senayan sudah dipadati para pelari sekitar pukul lima pagi, pelari kategori 10K sudah mengambil tempat di garis start disusul kerumunan peserta lari 5K, start lari dimulai dan kami berlomba seperti biasa, melintasi jembatan semanggi dan kemudian bertemu dengan kerumunan para pelari CFD, yup seperti biasa, kalau lomba lari di Jakarta rute umumnya seperti itu, cukup mantap lomba kali ini, apalagi kali ini saya diberikan jersey panitia yang cukup bagus dari produsen "Duraking" ukuran M slim fit cukup nyaman, walaupun saya pake cuma sampai garis start, karena saya lebih memilih singlet lari dari brand lokal juga "Ortuseight" dengan alasan saya bakal mencatatkan waktu terbaik saya kali ini, jadi butuh kostum yang proper. 

Satu kilometer terakhir saya bersaing dengan anggota komunitas yang sudah sangat terkenal "Skolari" terengah-engah tapi saya tidak bakal menyerah, dan akhirnya saya bisa finish mendahului dia dan finish dengan berkalung potensial winner ke 26, serasa gak mungkin sih, baru kali ini lomba dijakarta sampai dianggap potensial winner gini, makin gak percaya saya juga diselamati dan diajak ngobrol sama atlet ortuseight sendiri yang datang dari luar kota "sungguh gak disangka banget" and so happy. 

Apa itu potensian winner? potensial winner adalah gelar yang diberikan kepada pelari yang kemungkinan dia bisa mendapat podium sesuai yang telah disediakan panitia, kali ini Alfamart ternyata memberikan podium sampai urutan ke 24, "tapi kan saya urutan 26"? nah itulah pentingnya disediakan verifikasi, para potensial winner bisa menggunakan fasilitas verifikasi urutan finish ini untuk mengecek berapa sebenarnya urutan dia dalam finish, hal ini dilakukan karena lomba lari biasanya diadakan dalam beberapa kategori, kategori jarak, kategori gender bahkan kategori usia. Satu jam menunggu dan akhirnya saya dinyatakan secara resmi finish di urutan 24, yes...urutan terakhir dalam podium, masih dapat hadiah tambahan dan hari itu bener-bener menyenangkan. 

Belum cukup sampai disitu, sebelum pulang kami diminta untuk mengambil souvenir gimmick yang sudah dijanjikan dan oh..my..God, si karung goni berwarna coklat dengan berat 19 Kg itu benar adanya, saking beratnya saya gak sanggup ngangkatnya, apalagi race kali ini saya juga ditemani istri yang ikut berlomba di 5K, gak kebayang 38 Kg total souvenir gimmick harus diangkut ke hotel pagi itu, ditambah lagi badan yang udah lelah karena ngotot di race kali ini. 

Gak heran itu kenapa para peserta lain yang sudah berpengalaman membawa koper atau minimal keranjang dorong buat ngangkut gimmick nya, dan hari itu mulai bermunculan penyedia jasa kuli angkut sepuluh ribuan dan juga tawaran dari tukang ojek yang siap membantu dengan biaya yang masih cukup murah ketimbang gotong sendiri souvenirnya. Sesampainya di rumah dan membongkar satu-satu gimmick souvenirnya kita kaget ternyata jika kita jumlahkan mungkin bisa mencapai total satu juta seratus untuk satu karung, isinya mulai dari keperluan rumah tangga, sembako, cemilan peralatan mandi yang ternyata belum habis sampai saya buat tulisan ini. 




Milo Active Indonesia Race 10K 
Milo Active Indonesia Race adalah ajang lomba lari yang diadakan oleh produsen minuman berenergi favorit kita semua, Milo, diadakan ditempat yang sama seperti Alfamart Run 10K, gimmick yang spesial dari race ini adalah para peserta race dapat menikmati minuman coklat ini sepuasnya setelah berlomba, di race village panitia telah menyiapkan beberapa booth minum milo gratis untuk peserta nikmati berkali-kali. 

Suasana start tidak terlalu berbeda dari Alfamart Run sebelumnya, walaupun di race ini waktu start agak sedikit terlambat dikarenakan mas Menteri Pemuda Olahraga sangat semangat dalam memberikan sambutan sampai melebihi waktu yang sudah ditentukan, jam 6 lebih sedikit peserta baru dipersilakan berlomba, bukan waktu terlambat yang parah-parah amat, tapi bagi kami, terlambat 1 manit pun bikin mood lomba kita bisa menurun. Lomba ini memiliki tiga kategori lomba, 10K, 5K dan famili 2,5K, cuma untuk 5K dan 2,5K konsepnya fun run, jadi BIB atau nomor dada tidak disediakan chip untuk penghitung waktu race, jadi kalau kalian pengen memecahkan personal race dengan waktu terbaik silakan ikut yang 10K saja. 

Jalurnya sendiri sama seperti race yang diadakan di GBK pada umumnya, keluar GBK, melintasi Semanggi, bergabung dengan pelari rekreasional lain di CFD, dan finish ditempat start, buat race kali ini saya tidak punya target dalam memecahkan personal best, jadi waktu yang diselesaikan kurang lebih samalah dengan waktu race Alfamart Run sebelumnya. 

Walaupun gimmick minum Milo sepuasnya jadi daya tarik, tapi ada beberapa catatan yang dapat diberikan kepada penyelenggara, minum Milo memang berkali-kali tapi kita dibatasi hanya boleh mengambil satu gelas dalam sekali antrian, jadi kalau kita mau minum lagi maka kita harus mengantri kembali dengan antrian yang mengular yang bisa memakan waktu kurang lebih satu jam, hal itu juga terjadi karena ternyata booth yang disediakan terlampau sedikit dibandingkan dengan jumlah pesertanya. 

Dari beberapa kekurangan itu, menurut saya masih ok lah Milo Indonesia race ini diikuti, apalagi disamping gimmick menarik yang diberikan, race ini juga punya medali finisher yang cukup cakep dan Milo ternyata selalu mengadakan race regional untuk mempromosikan Indonesia race ini, jadi kalau kalian gak dapet tiket buat Milo Indonesia Race bisa koq ikutan race milo di beberapa daerah yang milo selenggarakan, cukup menarik karena kalian bisa silaturahmi dengan komunitas lari lokal dengan harga yang lebih murah. 



Toba Mar 21K
Race gimmick yang ketiga yang pernah saya ikuti datang dari ajang Toba Mar 21K, Toba Mar ini adalah ajang lomba lari dengan gimmick lari sambil menikmati keindahan alam Danau Toba, yup, lombanya sendiri diadakan di Balige, tempat dimana pernah dijadikan ajang F1 Powerboat 2023 dan 2024 ini. 

Dalam catatan rencana perjalanan saya, Danau Toba memang sudah jadi destinasi yang paling saya ingin kunjungi sebelum Covid melanda, sampai akhirnya bisa mengunjunginya ketika Tahun 2023 dengan tambahan event lomba lari 21Km.

Toba Mar 21K menurut saya adalah lomba lari paling indah karena sepanjang rute lari kita akan disuguhkan beragam destinasi menarik dan melewati beberapa desa wisata, sebut saja Desa Wisata Lumban Silintong dan Desa Wisata Meat, sedangkan destinasi wisata menarik yang bakal dilewati mulai dari Bukit Pahoda dan Bukit Tarabunga, Bukit Tarabunga sendiri fotonya sampai saat ini masih mejeng di Terminal kedatangan 3 Bandara Soekarno-Hatta. 

Indahnya Danau Toba sudah bisa disaksikan beberapa kilometer setelah turun dari Bandara Silangit, 30 puluh menit kurang lebih dengan menggunakan angkutan umum Damri kita sudah bisa bergeser dari Silangit menuju pusat kota Balige, suguhan bangunan khas Batak mulai menyambut kita sepanjang perjalanan dan sampai puncaknya suguhan Bangunan Adat Batak tersebut bisa kita saksikan di Pasar Balige atau orang-orang biasa menyebutnya dengan Onan Balerong, Balerong dibangun sejak tahun 1936 oleh Pemerintah Belanda sebagai pusat hiburan teather atau opera, bangunan onan balerong tersebut cukup unik karena dibuat dengan atap menyerupai enam deretan bangunan sopo atau rumah tradisional Batak Toba. Sejak Belanda meninggalkan Indonesia, maka balerong pun beralih fungsi menjadi pasar dengan menyebutnya jadi Onan Balerong dengan arti Balairung tempat terjadinya jual beli, sehingga sampai sekarang fungsi pasar masih dipertahankan dan jadi salah satu andalan warga Balige dan Samosir melakukan jual beli. 

Keindahan Danau Toba di Balige pun makin terasa karena pengambilan race pack lomba yang berlokasi di Lapangan Sisingamangaraja, yaitu lapangan di pesisir Danau Toba dengan dilengkapi berbagai ornamen dan atraksi infrastruktur yang menarik, tempatnya begitu syahdu sampai-sampai ketika matahari terbenampun saya belum mau beranjak dari tempat itu. 

Keesokan harinya pukul 5.30 WIB race dengan jarak 21 Km dilaksanakan, acaranya sendiri dilepas oleh Bapak Menteri Marves yang juga ketua PB PASI dan putra daerah Balige, kilometer pertama rute masih datar dan normal, disuguhi pemandangan danau toba yang indah diselimuti kabut pagi, membuat kilometer demi kilometer masih terasa nikmat dan syahdu, mimpi buruk datang di kilometer 6 sampai 14, kita sudah disuguhi tanjakan berbukit yang elevasinya mencapai 1.087 Mdpl, menanjak dan berliku membuat lomba ini selain jadi lomba terindah juga jadi lomba paling pedes, para pelari nyebutnya "lomba trail berkedok jalan raya". Tanjakan yang ekstrim tidak selamanya tidak menyenangkan karena di beberapa titik kita disuguhkan pemandangan eksotik Danau Toba dari ketinggian, ketika kaki menyentuh bukit Tarabunga seketika hamparan padang rumput yang dihiasi kebun bunga dan di hiasi Danau Toba serta siluet Pulau Samosir benar-benar tidak ada duanya, bukit berumput dengan satu bangunan gereja benar-benar menghipnotis para pelari, dan tidak ayal pelari yang ingin memecahkan personal best jadi gagal karena tidak tahan ingin berfoto ditempat menawan ini. Sayang lomba kali ini saya tidak membawa handphone dan memang niat saya ingin menyelesaikan lomba dengan waktu yang lebih baik, sehingga pemandangannya tidak sempat saya abadikan, tapi lewat tulisan ini semoga bisa tergambar bagaimana keindahannya. 

Sepanjang jalur lomba memang tidak ada cheering point yang disiapkan panitia, tapi sepanjang lomba kita selalu disapa oleh masyarakat Balige dengan ramah terutama Mamak-mamak Batak, benar-benar friendly dan begitu natural, gak kalah dengan cheering point biasa disiapkan panitia dengan beragam alat musik, yel-yel dan kostum menarik.   

Selain Bukit Tarabunga kita juga disuguhi pemandangan menawan di lokasi Bukit Panatapan, bukit yang berarti tempat menatap dari ketinggian ini menawarkan pemandangan yang kalah dari Tarabunga, disini bahkan kita bisa melihat Danau Toba dan Samosir dengan lebih luas, udaranya benar-benar sejuk jauh dari polusi dan bising kendaraan bermotor, sehingga lelah dan panas yang terasa sangat bisa diredam dengan sejuknya udara Bukit Panatapan. 

Lima kilometer jarak saya dengan garis finish, satu buah energy gel sudah habis saya konsumsi, dan diwaktu 1 Jam 51 Menit saya bisa selesaikan lomba ini, jauh dari target waktu 1.45 detik sebenarnya tapi dengan elevasi yang gila-gilaan ini, waktu tersebut sudah cukup baik dirasa, apalagi saya bisa finish diurutan 14 dari 92 peserta, cukup membanggakan dan benar-benar sebanding dengan segala perjuangan dan persiapannya. Buat saya walaupun lomba ini belum masuk kategori elit seperti Pocari Sweat Marathon, Maybank Marathon dan Bormar, tapi event ini wajib diikuti buat kalian yang senang traveling dan senang berlari. 








Komentar

Postingan Populer