BUY BACK THE PRODUCT "Antara pagelaran acara dan peningkatan UMKM"
Dalam beberapa hari kemarin ketika saya melakukan cuti karena akan mengikuti acara event lari di Daerah Istimewa Yogyakarta, saya banyak belajar bukan hanya bagaimana supaya bisa menjadi pemenang tetapi belajar tentang penyelenggaraan acara dan tema dari sebuah kegiatan, kebetulan acara yang saya ikuti mengususng tema tentang meningkatkan kembali pembelian produk UMKM. Maksudnya seperti apa? Dalam sebuah acara tersebut, tema yang diusung memang event lari, akan tetapi bagaimana dari sebuah event tersebut bisa mendorong juga peningkatan sektor UMKM disaat kemarin sangat terguncang dengan kehadiran pandemi COVID-19.
Pertanyaannya, bagaimana dari sebuah event bisa mendorong, minimal memberikan peluang bagi produk UMKM tersebut memperkenalkan dirinya sekaligus meraup untung dari sebuah event acara. Saya akan bercerita satu persatu, walaupun ceritanya berisi bagaimana proses pelaksanaan event tapi dari situ saya harap kita bisa mengambil sebuah kesimpulan dibagian mana usaha peningkatan UMKM nya.
Penyelenggara acara yang memang merupakan salah satu dinas di Provinsi DIY yaitu Dinas Koperasi dan UMKM sangat cerdik mengambil peluang, karena event lari yang Sekarang sedang naik daun disertai dengan tema bagaimana meningkatkan produk UMKM, yup, tema pelaksanaan event tersebut memang sudah mencirikan bahwa acara ini dibuat yaitu untuk peningkatan UMKM “SIBAKUL SPORT FEST” bahkan temanya sendiri mengambil dari aplikasi yang dikembangkan oleh pemprov DIY yang berisi aplikasi pembinaan untuk koperasi dan UMKM.
Sehari Sebelum acara, saya mengambil race pack setelah saya mendaftar dengan uang pendaftaran sebesar Rp. 50.000,- untuk lari 5K dan Rp. 75.000,- untuk lari 10K, sebuah tarif yang murah untuk pelaksanaan event lari yang biasanya berkisar diantara dua ratus ribuan keatas. Race pack sendiri merupakan sebuah bingkisan yang diberikan panitia untuk peserta yang berisi kebutuhan event mulai dari nomor BIB, jersey lari dan tambahan souvenir lain, nah disini yang unik, biasanya event lari pada umumnya diberikan souvenir yang berupa produk promosi dari sponsor, tetapi di event ini kami diberikan souvenir berupa produk UMKM yang asli dibuat oleh para pengusaha UMKM Jogja, mulai dari wedang uwuh, beberapa cemilan bahkan minuman kesehatan seperti jamu yang saya lihat memang diproduksi di Jogja oleh pengusaha Jogja, dan sebagai pelengkap adalah voucher belanja yang bisa kita pakai setelah acara ini selesai dan dipergunakan untuk membeli beragam produk UMKM tersebut, wah ini race pack yang cukup lengkap, lalu saya berfikir apa iya Uang pendaftaran sebesar itu bisa memenuhi beragam souvenir itu semua, ternyata setelah saya mencari tahu ternyata ada subsidi dari pemprov Jogja untuk membeli sebagian souvenir tersebut, mereka biasa menyebut “Dana Keistimewaan” ya kalau di pemda lain mungkin bisa kita ambil dari dana APBD atau dana sponsor yang kita belikan produk UMKM untuk diberikan sebagai souvenir race pack, cukup cerdik saya pikir karena dikesempatan pertama mereka sudah melakukan promosi colongan, apalagi di sekitar pengambilan race pack juga dilengkapi beberapa booth produk UMKM serta beberapa poster atau spanduk terkait UMKM.
Race day berlangsung, pertama yang saya lihat adalah jersey lari yang biasanya berisi tulisan dari produk-produk yang Sudah terkenal yang kita lihat di media iklan, tetapi saya lihat lebih banyak berisi nama produk yang sama sekali saya gak pernah kenal, pantas karena nama produk yang tertulis di jersey merupakan nama produk UMKM Jogja, agar tidak terkesan under quality, susunan nama produk dipasang dengan posisi menarik dan layak untuk kita pakai, bahkan gak bikin foto kita norak ketika berlomba, karena biasanya kami para pelari kawakan malas menggunakan jersey yang diberikan panitia karena bentuknya aneh, tidak enak dipakai atau untuk atlet nasional Sudah terikat pada sebuah kontrak produk, tapi sekali lagi promosi sedang berlangsung disaat kita lari, jersey yang banyak dipakai oleh para pelari selalu menghiasi kelopak mata sepanjag race, terngiang-ngiang dikepala dan akhirnya terpatri di ingatan, good promotion, ditambah lagi para fotographer pro dan amatir sudah siap sedia mengambil gambar terbaik para racer, alhasil nama produk akan tercapture dan terbawa seumur hidup dan banyak menghiasi foto sosial media, bagus buat testimoni para pengusaha UMKM.
Sepanjang jalur perlombaan juga mata kita selalu tak pernah lepas dari berbagai nama produk UMKM yang terpampang di umbul-umbul sepanjang perjalanan, apalagi di garis start dan finish, bener-bener branding yang masif, bener-bener mengisi referensi kepala saya kira-kira toko dan produk oleh-oleh apa yang akan saya sambangi setelah beres event ini. Sekali lagi Jogja memang sudah benar-benar bisa memadukan antara sport tourism dengan peningkatan produk UMKM, ini yang kalau kami bilang di pemda Adalah “cross cutting” sport yang kewenangannya di akuisisi oleh Dinas Pemuda Olahraga dipadukan dengan peningkatan UMKM yang kewenangannya di pegang oleh Dinas Kop UMKM.
Garis finish telah dilalui, personal best pun bisa saya tingkatkan, aktifitas selanjutnya adalah pengambilan medali karena memang saya bisa menyelesaikan di bawah Cut Off Time, lagi-lagi disela pengambilan medali mata kita sudah menjelajah ke barisan booth Kecil yang berisi produk UMKM yang siap kita beli, pas memang perut lagi lapar-laparnya disuguhi pemandangan beginian, dengan keuantungan voucher ditangan siaplah perut kita kenyang disuguhi beragam kuliner atau souvenir khas Jogja yang dibuat oleh para pengusaha UMKM Jogja, jadi lengkaplah Sudah bagaimana sebuah event bisa memperkenalkan meningkatkan penjualan UMKM lebih baik, mulai dari penjualan meningkat karena di beli sendiri oleh Pemprov untuk souvenir, branding merk sampai penjualan mandiri dengan disediakan tempat oleh panitia. Coba bayangkan bagaimana kalau sebagian event pemprov memanfaatkan jasa produk UMKM tersebut, bukan Hanya pariwisata yang akan meningkat, sektor UMKM pun akan mendapatkan pasarnya sendiri, ingat ketika kita menciptakan pasar, maka penjualan produk akan semakin meningkat.
Nah dari situ saya simpulkan apa yang disebut dari Buy back the Product, jargon tersebut adalah memanfaatkan setiap event pemerintah daerah dengan membeli beragam produk UMKM tersebut untuk kepentingan souvenir, extra fooding, atau suguhan tamu, semakin banyak event dilaksanakan maka akan semakin banyak peluang UMKM bisa dibeli produknya oleh Pemda, minimal Pemda telah memberikan peluaang pasar kepada UMKM, dana nya bisa dimanfaatkan dari beragam sumber, bisa dari APBD, atau dari sponsor acara yang bisa kita arahkan untuk melakukan pembelian produk UMKM tersebut sebagai kelengkapan acara, itu dari acara yang berskala besar, coba kalau kita libatkan juga Mereka untuk acara-acara berskala kecil atau kebutuhan internal pemerintah daerah, bisa dibayangkan berapa peluang pasar yang bisa kita ciptakan, bukan hanya peningkatan penjualan produk, tetapi peluang promosi dan branding pun bisa kita berikan, karena branding merupakan langkah awal dari penjualan, yang biasanya merupakan PR yang besar bagi UMKM apalagi mereka yang baru merintis usahanya.
Semoga apa yang saya tulis diatas bisa memberikan tambahan informasi, terutama dari peningkatan sektor ekonomi kecil, saya yakin pemda kita sudah melakukan beragam upaya banyak untuk meningkatkan UMKM dan cara ini mungkin bisa dicoba, cukup kita melakukannya secara konsisten dan rutin, sehingga secara tidak langsung kita bisa menciptakan pasar secara annual, proses ini butuh kerjasama dari beragam pihak maka dari itu cross cutting tupoksi Organisasi Perangkat Daerah dan lembaga lain sangat diperlukan.
Komentar
Posting Komentar