DIET UNTUK SI ASN
Aparatur Sipil Negara atau yang bisa disebut ASN atau yang dahulu Biasa kita bilang PNS Katanya di Indonesia dianggap sebuah pekerjaan yang paling favorit, bahkan seseorang yang Sudah bekerja sebagai ASN dianggap hidupnya sudah makmur, dan jauh dari masalah-masalah didalam kehidupan, ternyata itu tidak sepenuhnya salah atau benar, tapi semakin tinggi jabatan seorang ASN biasanya punya masalah lain yang umumnya diderita oleh para ASN terutama buat para “esmelon” apa sih masalahnya? Yup perut yang mulai buncit benar-benar jadi salah satu masalah yang sering dikeluhkan oleh beberapa ASN termasuk saya.
Saya adalah seorang ASN lulusan sekolah kedinasan yang paling terkenal sejagat televisi karena video viral kekerasan yang pernah tayang di SCTV yang melambungkan Mba Rosiana Silalahi, “IPDN” atau dahulu kita sebut “STPDN”. Sebagai seorang Lulusan STPDN sudah pasti kami dibekali oleh beragam kesempurnaan, mulai dari pengetahuan yang mumpuni dan bentuk tubuh yang proporsional, perut berpetak seperti roti tawar adalah sebuah keharusan dan keniscayaan, tubuh yang ideal tersebut tidak datang dengan sendirinya tetapi itu berasal dari didikan keras para pengasuh dalam melatih fisik dengan beragam aktifitas yang menguras tenaga, sebut saja lari, push up, sit up, pull up dan angkat berat sudah menjadi makanan sehari-hari, ya kalau mau diibaratkan seperti sambel di tiap makan kita lah, selalu ada setiap hari dan gak bakal ketinggalan, itulah kenapa kita diberikan kelebihan kadar lemak yang kecil ketika kita lulus dari sekolah yang Biasa juga kita sebut dengan sebutan Shaolin, canda ya…
Setahun dua tahun saya masih bisa mempertahankan kualitas tubuh dengan baik, sampai akhirnya kita tenggelem dengan beragam aktifitas pekerjaan yang menyita waktu kita untuk olahraga dan makan sehat, lembur, dan berporsi-porsi snack dan nasi kotak mulai mengambil alih dan menjadi makanan favorit, akhirnya petak-petak diperut mulai tergantikan dengan satu petak besar menyerupai ibu hamil 3 bulan, makin tiggi jabatan makin jauh pula kita kenal dengan olahraga dan makan sehat, ditambah semakin besar tekanan membuat stress jadi teman dekat mengalahkan healing.
Bisa dibayangkan seringnya makan plus jarang bergerak, plus stress gak mungkin bisa membentuk tubuh jadi makin ideal, alih-alih sehat malah Ancaman rumah sakit makin sering kita pikirkan ketimbang kebahagiaan mendaki gunung atau sekedar berjalan santai di alun-alun setelah sholat subuh, hal tersebut terus-menerus terakumulasi di pikiran, dimana tubuh juga semakin berat dan sering ijin karena kondisi tubuh yang kurang sehat, sepertinya saya harus benar-benar memantapkan diri kalau saya harus berubah.
Walaupun saya dahulu sering kali berolahraga dikala kuliah dan beberapa kali dikala weekend tapi tetap masalah kesehatan masih jadi alasan utama saya ijin dari kantor, maka dari itu saya segera mencari beberapa alternatif atau usaha untuk minimal mengembalikan sedikit kejayaan kesehatan masa lalu, beberapa teori tentang kesehatan diri saya segera cari dan mulai pahami, sampai pada suatu saat saya harus berubah, saya harus diet.
Pertanyaannya adalah apa diet yang saya akan laksanakan? Berbekal beberapa referensi yang saya poercayai kebenarannya saya memilih diet dengan tiga metode umum yaitu Jaga makan, biasakan bergerak atau berolah raga dan yang ketiga adalah kelola stress. Dari ketiga hal tersebut saya tambahkan faktor lain yang paling penting yaitu “konsisten” ya Konsisten, karena sebelum saya menentukan langkah yg tadi saya sering juga ngobrol dengan beberapa orang yang memiliki masalah yang sama, dan sudah mencoba beragam metode diet yang paling ampuh, dan ternyata gagal Karena dikalahkan dengan kata tidak “konsisten”.
Kalau saya terjemahkan lagi apa langkah konkrit yang saya lakukan dari ketiga variabel diet tersebut, yang pertama jaga makan, jaga makan disini metode yang akan saya pilih adalah dua, intermitten dan defisit kalori, intermitten istilah lainnya Adalah berpuasa dengan tidak memasukan gula dan makanan lain dibeberapa jam tertentu, dan yang saya pilih adalah intermitten 16:8 apa sih artinya? Perbandingan tersebut kalau saya terjemahkan adalah enam belas jam saya akan berpuasa dan delapan jam saya dipersilakan makan, puasa yang dimaksud masih hanya tidak memasukan gula dan makanan lain tetapi masih diperbolehkan minum, kenapa sih kita berpuasa? Karena saya mau menjadikan lemak yang Sudah saya investasikan ditubuh dibakar untuk energi oleh tubuh dikala saya tidak memasukan makanan atau unsur gula, jadi selama enam belas jam tubuh masih bergerak dan terus membakar lemak untuk energi, nah setelah saya intermitten, saya juga harus melakukan defisit kalori ketika saya makan, mengukur kalori yang kita masukan ke tubuh dan tidak boleh berlebihan, berarti apa yang kita makan harus benar-benar kita perhatikan, kurangi karbo dan gula itu jadi perhatian utama dikala kita makan, jadi perpaduan intermitten dan kalori defisit membuat lemak didalam tubuh tetap dibakar untuk energi tanpa ada tambahan lain dari apa yang kita makan saat berpuasa nah itu menghasilkan kegiatan yang bernama kalori defisit.
Metode kedua yang saya laksanakan adalah berolahraga, berolahraga merupakan kegiatan rutin yang saya lakukan dahulu dan makin lama makin kurang kenal dengan aktivitas tersebut, tapi sekarang karena tujuan diet harus mengurangi porsi lemak di tubuh maka mau gak mau olahraga harus saya laksanakan secara teratur dan terjadwal rutin, pertanyaannya adalah olahraga apa yang saya lakukan? Saya tentukan olahraga lari jadi kegiatan kardio wajib yang saya lakukan secara rutin, lari saya jadwalkan setelah pulang kantor atau dikala libur pagi hari, untuk menambah semangat dalam melaksanakan lari saya juga ikut bergabung di aplikasi race lari berbayar dan para finisher bisa dapat medali untuk di flexing di sosial media masing-masing, disamping virtual race saya juga menyempatkan race di acara offline dibeberapa daerah di Indonesia itung-itung memuaskan kesukaan saya juga akan travelling. Olahraga lari saya mulai berdasarkan jarak, mulai dari dua kilo sampai sekarang selama tiga bulan saya bisa menyelesaikan jarak dua puluh tiga kilo atau melebihi half marathon, walaupun dengan pace yang masih rendah atau di rata-rata enam atau tujuh, tapi dimasa tiga bulan itu saya sudah mulai mengoleksi beberapa medali finisher. Lari saya lakukan sebenarnya untuk menjaga dan membantu membakar lemak dalam tubuh, makanya kenapa saya pilih olahraga lari dengan menempuh jarak yang cukup jauh, atau biasa kami menyebutnya para long runner, Karena long run selain melatih endurance tapi juga mempercepat pembakaran kalori dan lemak, sehingga kalori yang kita makan disaat berbuka puasa bisa dibakar kembali ketika kita berolahraga, selain itu long run juga memungkinkan pembakaran lemak lebih efektif, karena dikala kita melakukan long run maka tubuh akan membakar lemak sebagai bahan bakarnya. Tentu olahraga yang bakal dipilih disesuaikan dengan kesukaan ya, tapi saran saya sih lebih baik olahraga yang dipilih lebih banyak kardio dan angkat beban biar lebih efektif.
Metode ketiga adalah mengelola stress. Jujur saja mengelola stress merupakan hal yang paling sulit dari kedua metode diatas, karena alasan pekerjaan dengan permasalahan yang kadang datang secara tiba-tiba membuat stress sulit untuk dihindari, stress yang tidak terkontrol mengakibatkan dua metode diet yang dijalankan tidak membawa hasil yang maksimal, mulai dari datangnya penyakit diabetes sampai membuat diet jadi gagal dan berat badan meningkat sampai dua kali lipat, pertanyaannya, apa metode kelola stress yang saya lakukan, memaksimalkan hobby adalah salah satu cara efektif mengelola stress yang ampuh, hobby saya melakukan olahraga, travelling, dan menulis membuat saya bisa melampiaskan stress disepanjang hari, misalnya saja olahraga, kegiatan tersebut biasanya saya lakukan ketika pulang kerja atau di waktu libur, biasanya saya melakukan olahraga lari dengan jarak 5-10 Km ketika pulang kerja setiap dua Hari sekali dan long run sekitar 15-20 Km di waktu libur, dikala weekend juga saya luangkan waktu untuk melakukan travelling dengan mengunjungi beragam destinasi wisata untuk meluapkan kesukaan saya juga pada photography, travelling Menurut saya adalah kesempatan yang cukup baik, karena semua hobby tambahan saya bisa saya jalankan sekaligus, selain photography saya senang melakukan aktivitas outdoor ketika travelling seperti berenang di kolam atau air terjun bahkan snorkeling di laut Sambil hopping island, berkemah atau sekedar mendaki bukit itu juga sering saya lakukan ketika travelling, ditambah perjalanan menuju destinasi wisata dengan kendaraan roda dua atau touring merupakan kesukaan saya yang lain ketika saya travelling. Untuk memecah stress dikala jam kantor, diwaktu senggang saya biasanya juga menulis bebas terkait apa saja, mulai dari ide yang muncul tiba-tiba atau sekedar menuliskan catatan perjalanan ketika saya travelling, jadi sepanjang Hari baik diwaktu jam kerja atau libur saya bisa mengelola stress saya dengan lumayan baik, ditambah dekat dengan keluarga juga menjadi pelengkap yang sempurna dikala memecah stress, bercerita, curhat dan meluapkan unek-unek bersama pasangan adalah pelengkap dikala hobby sulit dijalankan atau terganggu dengan target pekerjaan yang menyita waktu istirahat.
Tapi ada pertanyaan penting dari itu semua, apakah semua metode yang dijalankan Sudah membuahkan hasil positif terhadap diet? Jawabannya “Iya”, selama kurang lebih tiga bulan saya menjalankan semua itu, bobot saya yang dahulu sekitar 84 Kg Sudah menurun sampai 72 Kg sampai tulisan ini saya buat, proses yang saya jalankan tidak membuahkan badan lemas, kurang konsentrasi, pusing atau bahkan sampai kendala di organ pencernaan, bahkan saya bisa melakukan long run 23 Km di Tahun Baru kemarin sebelum saya makan pagi atau berbuka puasa dengan kecepatan yang lebih dari cukup untuk seusia saya yaitu 38 Tahun, dan menyelesaikan dua tulisan ringan saya ketika saya berpuasa atau intermitten.
Sekali lagi diet untuk pegawai adalah sebuah tekad yang gak akan berhasil kalau kita tidak pernah konsisten menjaganya, ada satu prinsip buat saya yang saya masih pegang teguh sampai sekarang bahwa “Ketika jabatan adalah sebuah rezeki maka itu sebenarnya preogratif Tuhan, tapi kondisi tubuh kita merupakan hak preogratif kita bukan Tuhan” dan ada satu lagi yang bikin saya kuat selama ini menjalankan metode puasa ini adalah Nabi Mulia saya, Nabi Muhammad SAW masih tetap menjalankan beragam aktifitas fisiknya bahkan berperang tanpa asupan makan yang cukup atau malah berpuasa, masa Nabi saja bisa kenapa saya enggak, apalagi semua makanan bisa saya beli dan makan dengan penghasilan saya yang cukup, jadi menahan makan saya ibaratkan mengingat Nabi.
Nah itu sebuah tulisan ringan atau lebih tepatnya testimoni yang bisa saya buat, metode yang saya berikan mungkin berbeda dengan kondisi orang lain, silakan untuk dimodifikasi sesuai kebutuhan, ini bukan ajang show off atas keberhasilan yang gak seberapa, tapi saya berharap dari tulisan ini bisa menjadi referensi dan penyemangat buat siapapun ASN yang punya masalah dengan berat badan, semangat merubah diri, terus sabar dalam menjalankan prosesnya, semoga semakin sehat, dan jangan lupa Jika sudah berhasil bagikan ceritanya kepada orang lain, semoga bermanfaat.
Pak kurang jelas. Dari jam berapa sampe jam berapa ga makan manis
BalasHapusKalau 16 jam puasa berarti makan itu dari jam 8 sampe terakhir jam 4 sore, bikin 2 days a meal, jadi makan pagi sama makan siang aja, atau bisa juga makan dari jam 1 siang sampe jam 8 malam, jadi makan siang n makan malem aja
Hapus