BENGKULU, ANTARA FESTIVAL, PANTAI DAN PENINGGALAN SEJARAHNYA

        Bagaimana sih kita bisa menikmati jalan di Indonesia tapi dibatasi dengan waktu yang terbatas, tapi tidak hanya menikmati keindahan alamnya saja plus kita juga bisa menyaksikan segala etnik dan budaya di masing-masing wilayah? Jawabannya dengan datang disaat festival berlangsung, cara ini mungkin tidak berlaku untuk sobat yang memiliki waktu, anggaran dan rasa menjelajah yang tinggi, tetapi untuk orang bekerja seperti saya cara ini sangat efektif untuk dilakukan.
        Pertama dengan mencari tahu festival apa yang akan dilaksanakan di beberapa daerah di Indonesia, biasanya informasi itu diperoleh dari kementerian pariwisata dengan merilis 100 event wonderful Indonesia, nah dari situ kita bisa tentukan kemana kita akan jalan di waktu weekend kita, kenapa sih harus festival? karena festival biasanya dilaksanakan di hari libur, walaupun terkadang acara utamanya dilaksanakan di hari kerja, tetapi minimal kita bisa menikmati beberapa rangkaian acara yang dilaksanakan, dan setelah saya riset (cie elah) ternyata festival di Indonesia tidak akan lepas dari kultur budaya masing-masing daerah, jadi pas kan disamping kita bisa menikmati keindahan alam daerah di Indonesia ditambah kita juga tidak usah jauh-jauh melihat setiap keunikan budaya di Indonesia.

        Yup itu sebagai pembuka gimana saya menentukan mau kemana weekend ini, disamping jalan di daerah sendiri, perlu juga kiranya kita sekali-kali mengenal daerah lain dengan segala keindahan dan keunikan budayanya.

Chapter 1 : Lomba Foto
        Kalender sudah di beri tanda, festival mana yang akan dikunjungi tapi seperti kebanyakan pegawai biasa seperti saya, bukan hanya fakir waktu tapi juga fakir miskin alias uang tidak ada, cara utama ya.. harus menyisihkan uang dari penghasilan kerja atau dari tambahan kerja lainnya.
        Pagi ini seperti pagi biasanya, cek sosmed sudah jadi keharusan sepertinya, melihat setiap cerita sobat-sobat dengan segala aktivitasnya, tapi perhatian mata tertuju dengan postingan dari sobat yang menandai tentang lomba foto dan vlog tentang wisata Kab. Serang Banten, walaupun agak kurang semangat ikut karena setiap lomba gak pernah menang, tapi dengan sedikit paksaan sobat akhirnya ikut juga.
        Pulau Sangiang menjadi objek foto yang diikutsertakan dan akhirnya di lomba ini saya menjadi juara pertama, hadiah yang diberikan pun lumayan untuk sekedar tiket pesawat dan hotel berbintang untuk dua malam, syukur-syukur...memang Tuhan akan mengabulkan doa umatnya jika kita terus berusaha 😁




Yeay..menang...


Chapter 2 : Bengkulu, Check
        Anggaran sudah tersedia, festival sudah ditandai dan Bengkulu menjadi tujuan utama, Provinsi di Sumatera ini ternyata menyelenggarakan festival yang syarat akan budaya, tapi sayang dilihat dari rundown acara sepertinya saya gak bisa nonton acara puncak, karena dilaksanakan di hari kerja, tapi gak jadi masalah lah, selain menyaksikan festival jalan di Ibukota daerah di Indonesia juga menjadi bucket list saya, 3 hari dua malam saya rasa cukup untuk sekedar menyaksikan gelaran festival dan mengenal setiap sudut wisata di Ibukota Bengkulu yang terkenal akan Bunga Raflessia Arnoldinya itu.
        Festival yang akan saya saksikan adalah festival Tabot, festival Taboot adalah festival yang diselenggarakan dari tanggal satu sampai sepuluh Muharram mengenang wafatnya cucu Nabi Muhammad SAW Husain Bin Ali. 

Chapter 3 : Ikan-ikan
        Ikan-ikan ini maksudnya bukan mancing atau makan ikan, Ikan-Ikan adalah suatu rangkaian acara dari festival tabot yang menampilkan berbagai tarian, nyanyian dan pujian rasa syukur kepada Tuhan akan hasil laut yang berlimpah.
        Acara Ikan-ikan ini sarat dengan budaya melayu yang kental, karena setiap lagu dan tarian yang dibawakan oleh desa atau wilayah di Bengkulu diiringi dengan nyanyian, tarian dan di lengkapi dengan alunan alat musik lokal, saya lihat akordeon sangat mendominasi diantara alat musik lain.
Antusias masyarakat sangat luar biasa menyambut acara ini, ini terbukti dari banyaknya warga Bengkulu memadati Taman Merdeka dimana acara ini dipusatkan yang terkenal juga dengan View Towernya.
        Malam itu pokoknya saya dimanjakan dengan asupan budaya melayu yang kental yang selama ini saya jarang temukan, sungguh menyenangkan bahkan sesekali membuat tubuh ingin bergoyang mengikuti irama melayu yang mendayu-dayu, ah...saya cinta Indonesia.

Festival Ikan-Ikan


View Tower


Chapter 4 : Pantai Panjang
        Kota Bengkulu adalah Kota terbesar kedua di pantai Barat Sumatera, sudah pasti memiliki garis pantai yang cukup panjang, dan sudah pasti jadi salahsatu tempat untuk disambangi ketika berada disana, waktu yang cukup terbatas membuat saya tidak sempet untuk melihat bunga Raflesia Arnoldi, dan menikmati indahnya air terjun dan hutan di wilayah Bengkulu lainnya, tapi pantai dan bangunan bersejarah saya rasa cukup untuk menganal lebih dekat dengan daerah ini.
        Pemerintah daerah setempat sepertinya paham akan potensi pantai di Bengkulu yang langsung berbatasan dengan Samudera Hindia, ini terlihat dari panjangnya pedestian yang dibangun di sepanjang pantai di Kota Bengkulu. Berjalan kaki disini sepertinya harus dilakukan, walaupun panjangnya pedestrian membuat lelah, tapi suara deburan ombak dan pasir pantai halus yang menghiasi sepanjang pedestrian membuat rasa lelah agak berkurang.
        Beberapa titik pantai bisa kita lewati sepanjang pedestrian diantaranya adalah Pantai Panjang dengan landmark ikonik tulisan "PANTAI PANJANG" nya, Pantai Berkas dengan ikon taman untuk keluarga di seberang pantainya, Pantai Tapak Paderi dengan oleh-oleh ikan asinnya, serta Pantai Jakat yang cocok untuk acara berenang keluarga dengan ombak yang lebih bersahabat.

                                                                        Pedestrian Pantai


Pasir pantai menutup pedestrian


Ikon Pantai Panjang

Aerial Pantai Panjang

Pantai Berkas

Tapak Paderi

Pantai Jakat

    
Chapter 5 : Benteng dan Dendam Tak Sudah
        Letak Bengkulu yang berada di pesisir Samudera Hindia tidak terlepas dari sejarah peninggalan Inggris, ini terbukti adanya bangunan Benteng Marlborough yang dibangun pada tahun 1714-1719 yang juga menjadi saksi kekuatan rakyat Bengkulu dalam melawan penjajahan.
        Benteng yang menjadi museum ini menyimpan segala peninggalan sejarah pendudukan Inggris di Bengkulu, jadi kalau sobat semua ingin mendalami sejarah Bengkulu bisa juga berkunjung ke tempat ini sembari menikmati pantainya yang cantik.
        Bukan hanya pantai yang menjadi daya tarik kota bengkulu danau pun ikut serta meramaikan destinasi wisata di tempat ini, diantaranya adalah Danau Dendam Tak Sudah, danau yang luasnya 577 hektar ini menyimpan berbagai macam flora dan fauna ikonik daerah ini, danau ini mudah untuk diakses karena letaknya berada dipinggir jalan Kelurahan Dusun Besar, karena akses yang mudah membuat danau ini banyak dikunjungi pengendara yang kebetulan melewati jalan di Kota ini.

Fort Marlborough

Gerbang Fort Marlborough

Meriam Fort Marlborough

Gubernur Joseph Callet

Aerial Danau Dendam Tak Sudah

Aerial Danau Dendam Tak Sudah


Chapter 6 : Penutup
        Diakhir perjalanan tak lengkap rasanya jika kita tidak belanja oleh-oleh khas tempat ini, dan wilayah Anggut Atas Jl. Soekarno Hatta jadi destinasi terakhir yang wajib dikunjungi jika kita ingin belanja buah tangan khas untuk sobat-sobat yang kita cintai.

Toko Oleh-oleh

Beragam Makanan Untuk Sobat Tercinta


        Banyak destinasi menarik di Provinsi yang terkenal akan kelahiran Ibu negara Fatmawati ini, tapi waktu dan biaya yang masih membatasi saya meng explore tempat ini seperti rumah Ibu Fatmawati, Rumah Pengasingan Bung Karno dan beberapa peninggalan sejarah lain di tempat ini, tapi semoga sedikit cerita ini membuat sobat semua termotivasi untuk mengexplore tempat ini lebih baik.
        Cerita ini adalah catatan perjalanan yang pernah saya lakukan di beberapa waktu silam, dan tidak menutup kemungkinan setelah pandemi berlangsung berbagai kegiatan festival dan geliat wisata di beberapa daerah di Indonesia akan meningkat pesat, jadi sambil menunggu itu terjadi minimal sekarang saya punya sedikit waktu untuk sekedar bercerita, dan jangan lupa sebagai penutup saya selalu menulis "Nikmati waktu liburmu dengan apapun yang sobat sukai dan berceritalah" karena "Selalu Istimewa di Indonesia".
sampai jumpa di cerita berikutnya.
 
  
























 


 

Komentar

Postingan Populer