JENGGALA, KEINDAHAN AIR TERJUN DI BANYUMAS TIMUR
Air terjun itu tempat wisata favorit buat saya, dimana saya bisa mendapatkan ketenangan dari harmoni suara air, hijaunya pepohonan dan segarnya air, jadi udah pasti air terjun selalu ada di ittenerary wisata saya.
Banyumas..oh Banyumas, daerah yang dulu saya pikir terpinggirkan, kurang maju dan agak terbelakang, mungkin persepsi saya itu didapat dari banyaknya artis yang memperkenalkan gaya bahasa ngapak yang masih kurang dikenal dan memiliki aksen lucu dan konyol, ternyata setelah saya kenal, dalami dan baca referensi, Banyumas memiliki sejarah yang luar biasa dan salah satu tempat yang melahirkan banyak tokoh yang merubah bangsa ini menjadi lebih maju, sebut saja Jenderal Gatot Soebroto, Raden Mas Margono Djojohadikusumo (Pendiri Bank Negara Indonesia), Raden Bei Aria Wirjaatmadj (Perintis Bank Rakyat Indonesia) dan di lingkungan Karesidenan Banyumas sebut saja Jenderal Besar Soedirman, sang begawan Ekonomi dan ayahanda Prabowo Subianto Prof. DR. Soemitro Djojohadikoesoemo, dan masih banyak lagi yang lain. Jujur setelah saya tau itu fix Banyumas perlu di explore terutama untuk keindahan alamnya, dan karena daerah ini berada di kaki Gunung Slamet pasti banyak juga air terjun yang kemungkinan memukau mata saya.
Berbekal berbagai informasi dari sosial media dan cerita di beberapa komunitas perjalanan ada beberapa air terjun favorit yang kemungkinan bisa menambah pengalaman saya dalam berkunjung ke air terjun, dan siapa tau setiap air terjun yang ada disana dapat memberikan suasana tenang dan menetramkan yang selama ini saya sudah harapkan dari kunjungan ke air terjun.
Satu air terjun sudah saya dapat yup, Curug/Air Terjun Jenggala, curug yang terletak di Banyumas timur ini katanya memiliki suasana, kejernihan dan tempat yang sesuai dengan apa yang saya harapkan, oh iya, disetiap wisata curug saya selalu mengharapkan bukan hanya kemudahan akses menuju tempatnya, tapi juga ada proses trekking yang cukup panjangnya, itu kaya buka kado ulang tahun buat saya, jadi apakah curug ini benar-benar memberikan hal itu (saya pikir)?
Curug Jenggala adalah wisata alam yang dikelola oleh Perum Perhutani KPH Banyumas Timur, lokasinya sebenarnya masih lumayan dekat dengan Baturaden, akses jalan yang cukup baik membuat tempat ini masih bisa dikunjungi dengan kendaraan roda 2 atau empat, tinggal cari saja di GPS dan siap diantarkan, di sepanjang jalan pun saya selalu diberikan informasi menuju tempat ini. Ngomong-ngomong saya kesini pake motor ya (biar kalau nyasar bisa muter balik).
Motor sudah diparkirkan dan siap-siap trekking menuju tempat ini, kesan pertama trekking di tempat ini yaitu wow..tanjakannya lumayan juga ya, tapi tenang, kalau gak kuat bisa sewa ojek koq, tapi apa nikmatnya kalau begitu kan?? Capek sudah pasti tapi sungguh menyenangkan, karena sepanjang jalan kita disuguhkan dengan pemandangan pesawahan yang hijau dan segar, ditambah adanya pipa air besar yang katanya sudah ada sejak jaman dulu membuat trekking jadi tidak terlalu berat (karena dibarengi sama foto-foto selfie).
Trekking dimulai |
Tiga puluh sampai empat puluh lima menit trekking sampailah saya di pintu gerbang wisatanya, dan ternyata di tempat ini bukan hanya satu curug tapi ada duaaa. Curug Jenggala dan Curug Penganten, waw... menarik ini saya pikir, Rp.7000,- saya keluarkan buat membayar tiket masuknya dan mulailah kita jelajahi tempat ini.
Gerbang Masuk |
Pemandangan menarik yang saya temukan adalah adanya tandon air yang cukup besar, bikin saya juga berhenti untuk foto-foto, tempat ini sungguh bersih, dengan taman-taman hijau yang tertata rapi, ada kolam air alami untuk main anak, dan beberapa spot selfie kekinian sudah tersedia disini.
Tandon air |
Air terjunnya indaaahh..beut, air nya jernih, segar dan kebetulan saya minum airnya hehehe...jatuhan airnya lebar dengan aliran air yang menyebar, debitnya deras dan sepertinya bersumber dari mata air, cuma sayang kita tidak diperbolehkan mandi di bawah air terjun nya, tapi tenang kita masih bisa menikmati sungainya koq.
Curug Jenggala sudah dinikmati, rasa penasaran saya menggugah untuk trekking lebih jauh lagi ke curug kedua, "Curug Penganten" kata mbak tiketnya sih bilang 30 menit trekking, okelah cuma segitu, ngomong-ngomong petunjuk jalannya sudah ada ya ke tempat ini. Trekking pun dimulai, jalan tanah single track mengawali perjalanan, kontur yang menanjak bikin nafas jadi lumayan berat.
Tiga puluh menit trekking koq belum nyampe-nyampe juga ya, ah mungkin sebentar lagi, disepanjang jalan kita juga bisa menemukan petunjuk arah yang sudah disediakan jadi kemungkinan nyasarnya kecil, kalo dirasa belum nyampe-nyampe itu bukannya nyasar, tapi emang belum nyampe aja 😁
Petunjuk arah |
Sampai saya ketemu sungai kebingungan mulai terasa, karena jalannya sepertinya hilang, ketemu juga beberapa kelompok anak muda yang sama-sama bingung, tapi karena dicari bersama akhirnya jalan kita temukan, seberangi sungai dan jalan setapak mulai terlihat lagi.
Bersama kita bisa |
Satu jam lebih trekking akhirnya Curug Penganten terlihat, waaw....curugnya tinggi dengan jatuhan air yang terpusat dan terbagi dua (mungkin ini kenapa disebut curug penganten), ketinggian yang lumayan membuat air terbawa angin sampai lebih dari 20 meter, foto-foto dari dekat pakai kemera gak anti air kayanya sulit, tapi bener-bener ini curug indah banget.
Airnya sama jernihnya dengan Curug Jenggala, saya aliran curug jenggala berawal dari sini, sejuk dan menenangkan itu yang dirasa, selfie sudah menjadi keharusan disini karena memang curugnya indah sekali, hah....gak sia-sia trekking selama itu kalau curugnya secakep ini, kesan yang saya dapatkan adalah "layak di datangi".
Curug Penganten |
Dari jauh udah terasa semburannya |
Basah... |
Jenggala dan Penganten sementara ini masih jadi tempat favorit buat saya, dan jadi semakin semangat untuk explore curug lainnya di tempat ini, jadi kayanya cukup dulu cerita buat tempat ini, nantikan cerita curug lainnya di daerah ini. Sampai jumpa di tempat indah lainnya, bye....
Kejar setoran nulis ya kang? hehehe
BalasHapusSipp...lanjutkan
Hahaha....td lg sibuk tuh
Hapus