KOTA MEDAN, BONUS DARI SEBUAH PEKERJAAN
Ada beberapa cara supaya para pekerja itu bisa memanfaatkan weekend nya dengan jalan-jalan terutama dari sisi biaya, cara pertama adalah nabung sekuat tenaga buat modal liburan dan yang kedua adalah dikasih kesempatan dinas luar dari kantor 😁, walaupun cara pertama mendominasi metode saya dalam jalan-jalan tapi yang kedua bisa saja terjadi apalagi di beberapa tempat pekerjaan yang berhubungan dengan kegiatan di luar kota
Sebuah rezeki buat saya ketika perintah dinas luar itu datang, karena tidak setiap bulan bahkan tahun kesempatan itu datang, disamping ilmu dan pekerjaan selesai saya juga sedikit bisa mengicip suasana dan pengalaman di kota yang saya singgahi, pas banget dengan bucket list saya yang pengen jalan-jalan di setiap ibu kota provinsi di Indonesia.
Perlu dicatat juga, jalan-jalan dengan cara begini memiliki banyak keterbatasan, keterbatasan yang pertama adalah kita tidak sepenuhnya bisa mengatur jadwal jalan-jalan kita di kota tersebut karena ada pekerjaan yang harus kita selesaikan dahulu, yang kedua waktu kita jalan-jalan kadang dibatasi dengan jam kunjungan di tempat wisata, yang ketiga semangat jalan kadang udah habis jadi bikin males keluar dan pengennya rebahan di tempat menginap, jangankan jalan sekedar makan aja go food, grab food udah pasti jadi andalan.
Itulah yang jadi masalah dari jalan disaat dinas luar seperti itu, tapi saya adalah orang yang menganggap terlalu sayang kalau kita dikasih kesempatan jalan tapi gak diambil, apalagi kesempatan ini gak bakal datang sering-sering, jadi itinerary jalan-jalan selalu saya buat sebagai guidence untuk memanfaatkan waktu yang langka ini.
Chapter 1 : Kota Medan
Perintah datang dari pimpinan untuk berangkat ke Kota Medan, Kota yang jadi tujuan penting dalam merampungkan jalan-jalan di Pulau Sumatera, walaupun masih ada Jambi yang belum sempet di datangi, tapi yang pasti Kota medan udah jadi tujuan yang selama ini di idamkan, Kota Medan adalah kota terbesar ketiga di Indonesia dan dipastikan penuh dengan beragam etnis dan budaya, cukuplah tiga hari dengan waktu yang terbatas merasakan bagaimana kehidupan perkotaan di tempat ini.
Banyaknya etnis dan budaya di kota ini juga dipastikan banyaknya akulturasi kuliner yang terjadi, mulai dari perpaduan Tionghoa, India, Melayu, Timur Tengah dan Batak sendiri, sudah pasti kunjungan kuliner jadi wajib sebagai pelengkap nikmatnya berkunjung ke kota ini.
Chapter 2 : Wisata Kota Medan
Kegiatan pekerjaan dimulai dari pukul 9 sampai dengan pukul 14.00 WIB cukuplah rasanya menyempatkan diri menikmati beberapa tempat wisata di sekitaran Kota Medan, walaupun saya pikir gak bakal bisa menikmati tempat dengan maksimal karena terbatas dengan waktu operasional tempat wisata, tapi minimal saya sudah menginjakan kaki di tempat itu dan sedikit menyempatkan mengambil oleh-oleh foto di tempat ini.
- Istana Maimun
Tempat pertama yang peling dekat dengan penginapan adalah tempat ini, sepertinya tempat ini jadi landmark wajib dikunjungi di Kota ini. Istana Maimun adalah istana dari Kesultanan Deli yang dibangun oleh seorang Belanda atas perintah Sultan Deli, Sultan Ma'mun Al-Rasyid, ditempat ini terdapat istana yang sayang ketika saya kesana jam operasionalnya sudah selesai alias tutup karena kesorean, tapi cukuplah saya berkeliling di pelatarannya yang cukup luas dengan hiasan bertulisan Istana Maimoon yang besar, sempatkan berfoto di tempat ini dengan latar istana yang cantik dan tulisan yang cukup instagramable.
- Masjid Raya Medan
Masjid Raya Medan atau Masjid Raya Al-Mashun adalah masjid peninggalan Kesultanan Deli dan pada awal pembangunannya masih menyatu dengan Istana Maimun, masjid ini terletak tidak jauh dari Istana Maimun, bagi sobat yang muslim yang sedang berkunjung ke Kota Medan sempatkan beribadah disini, walaupun sobat yang non muslim juga bisa berkunjung dengan menikmati indahnya bangunan masjid ini.
Suasana tenang dan ada aroma harum adalah kesan pertama ketika saya masuk kedalam masjid ini, bangunan yang megah dihiasi dengan beberapa ornamen khas melayu dengan suasana interior klasik masih terasa.
Entah berapa kali saya sempatkan mengambil foto tempat ini, karena sepertinya bangunan megah nan indah ini terasa sangat photogenic di kamera saya.
- Taman Sri Deli
Setelah berkunjung ke Masjid Raya Medan sempatkan juga berkunjung ke Taman di seberang masjid yaitu Taman Sri Deli, di taman ini sobat bisa menikmati kolam yang dihiasi bangunan-bangunan dengan aksitertur melayu yang kental, semakin malam banyak saya temui berbagai kedai makan di sekitar kolamnya dengan dihiasi nyala lampu yang menarik.
- Rumah Tjong A Fie/ Tjong A Fie Mansion
Kota Medan adalah kota tempat percampuran budaya, jadi selama perjalanan saya lihat kota ini lahir dari kemajemukan, banyak bangunan peninggalan Tiong Hoa disini termasuk Rumah Tjong A Fie yang dijadikan landmark sejarah kota ini, setelah saya cari referensi Tjong A Fie adalah seorang tokoh ekonomi penting di Kesultanan Deli, beliau adalah salah satu tokoh penggerak ekonomi kala itu, dekat dengan kaum terpandang dan bahkan diangkat menjadi "Kapitan Tionghoa" (pemimpin komunitas Tionghoa di Medan) tidak aneh rumahnya diadikan peninggalan sejarah di sini.
Waktu yang sempit dan jam operasioanal yang terbatas membuat saya gak maksimal menggali tempat ini (maklumlah jalan-jalan dari sisa kerja) tapi saya menyempatkan diri mengambil foto gerbang rumahnya yang sangat ikonik yang bernuansa Tionghoayang kental, apalagi rumah Tjong A fie tersebut berada di jalan yang terkenal dengan bangunan-bangunan tua di kota ini yaitu daerah Kesawan.
- Merdeka Walk
Malam di Kota Medan saya sempatkan buat berkunjung ke Merdeka Walk, taman yang berada di pusat Kota Medan, dengan lapangan yang menjadi center of interest-nya, yang menarik dari taman ini adalah disediakannya beberapa kios makanan franchise ternama yang berada di sekeliling taman, tertata baik dan modern, setelah berkeliling melihat tempat makan tersebut, saya melangkahkan kaki menuju Lapangan Merdeka, lapangan yang dijadikan masyarakat Kota Medan tempat untuk bercengkrama dan berolahraga ini cantik bila dikunjungi dimalam hari dengan dihiasi background mall ternama di Kota Medan.
- Menara Air Tirtanadi
Landmark ikonik di kota ini yang sempat saya kunjungi selanjutnya adalah Menara Air Tirtanadi, menara air ini dibangun dahulunya oleh Belanda sebagai persediaan air untuk masyarakat menengah ke atas di Kota Medan, keberadaan menara ini pun masih dimanfaatkan oleh perusahaan air setempat untuk melayani kebutuhan air masyarakat Kota Medan, walaupun tempat ini tertutup tapi saya sempatkan berkunjung dan mengambil foto untuk kenang-kenangan, bahkan saking ikoniknya menara ini, banyak dijadikan gambar di kaos dan souvenir untuk oleh-oleh dari Kota Medan
Chapter 3 : Kuliner
Jalan-jalan saja sepertinya kurang asik, saya sempatkan juga mengunjungi beberapa kuliner terbaik di Kota ini (berdasarkan rekomendasi google, walaupun masih banyak yang belum), makanan di kota ini adalah perpaduan dari Melayu, Tionghoa, Batak, Timur Tengah bahkan India.
- Bihun Bebek Kumango
- Soto Kesawan
Disamping sotonya yang nikmat cemilan Kue Bugis nya juga juara, kue dengan isian kelapa yang dimasak dengan gula putih dibalut adonan tepung tapioka begitu lembut dimulut dan isian kelapanya benar-benar juicy jadi pengen bawa pulang buat oleh-oleh 😁
- Rumah makan Tabona
Selain saya sarapan Bihun Bebek, di Kota Medan juga saya mencoba kuliner bihun kari ayam di Rumah makan Tabona, kuliner ini terdiri dari bihun dengan isian topping daging ayam, bahkan kalau suka bisa ditambah ati ampela dengan disiram kuah kari bersantan yang hangat dan cukup ringan, saya pikir lagi-lagi comfort food nih yang saya nikmati, bihun yang lembut dipadu dengan daging ayam yang empuk dengan kuah kari hangat ah...bikin pagi makin semangat "saya pikir".
- Nasi Goreng
Untuk urusan kuliner malam saya percayakan dengan sepiring nasi goreng, yup nasi goreng di kota ini memang beda, saya pikir ini jenis nasi goreng padang dengan rasa kari yang dominan tapi masih nikmat dilidah, dua tempat nasi goreng pun saya coba, Nasi Goreng Pemuda dan Nasi Goreng Semalam Suntuk (namanya unik) rasa nasi goreng di dua tempat ini tergolong sama dengan topping daging sapi atau ayam bisa kita pilih, ditambah telur yang bisa di goreng mata sapi atau dadar.
Rasa nasi gorengnya sendiri terasa berempah, dan agak sedikit pedas di lidah dengan rasa kari yang dominan, tapi masih nikmat apalagi ditambah dengan sate kerang yang cukup khas dari tempat ini membuat piring tambahan nasi yang juga sudah disediakan saya bikin ludes.
Chapter 4 : Penutup
Diakhir tulisan ini saya ingin mengucapkan terimakasih kepada pimpinan saya, arena telah memberikan saya kesempatan bekerja di luar kota, walaupun cuma tiga hari tapi itu tetap saya syukuri, dan tulisan ini saya buat sebagai oleh-oleh untuk Kota Medan karena telah memberikan pengalaman yang menyenangkan selama disana, semoga kesempatan ini bisa terjadi lagi.
Jangan
lupa lakukan apapun yang sobat sukai di hari liburmu dan kemudian
berceritalah, karena saya percaya selalu istimewa dan ada cerita di Indonesia.
Komentar
Posting Komentar